
Karakteristik virus
Coronaviruses (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV) [3]
Para ahli di Jerman mengekstrak data dari 22 studi yang mengamati tingkat kelangsungan hidup virus corona, termasuk jenis SARS dan MERS. Hasilnya corona dapat bertahan pada permukaan yang tidak hidup seperti plastik, kaca, logam dan kayu rata-rata antara dua jam hingga sembilan hari. [1]
Seperti flu, virus menyukai cuaca yang lebih dingin dan dapat hidup pada benda mati hingga 28 hari jika suhunya 40C atau lebih rendah. Dalam paparan studi yang dipublikasikan Journal of Hospital Infection juga disebutkan suhu di atas 300C memangkas tingkat kelangsungan hidup virus. [1]
Virus sangat cocok tinggal di lingkungan ber -AC dengan suhu 200C dan kelembapan 40% hingga 50%. [2]
Temuan lainnya virus bisa dengan mudah dibunuh menggunakan produk pembersih sederhana atau disinfektan berbasis alkohol yang dalam satu menit dapat menghancurkan virus corona. Sedangkan pemutih hanya membutuhkan waktu 30 detik untuk mendisinfeksi benda apa pun yang terkontaminasi. [3]
Penyebaran
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) penyebaran covid-19 ini dari orang ke orang, melalui :
- Antara orang yang bersentuhan erat satu sama lain (dalam jarak sekitar 6 kaki)
- Melalui tetesan pernapasan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin
- Tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang yang berada di dekatnya atau mungkin terhirup ke dalam paru-paru
- Menyebar dari kontak dengan permukaan atau benda yang terinfeksi
- Mungkin saja seseorang bisa mendapatkan COVID-19 dengan menyentuh permukaan atau benda yang memiliki virus di atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata mereka sendiri, tetapi ini tidak dianggap sebagai cara utama virus menyebar
- Orang-orang dianggap paling menular ketika mereka paling bergejala (yang paling sakit)
- Beberapa penyebaran mungkin terjadi sebelum orang menunjukkan gejala; sudah ada laporan tentang hal ini terjadi dengan coronavirus baru ini, tetapi ini tidak dianggap sebagai cara utama penyebaran virus. [4]
Cara Penyebaran
- Airborne : melaui udara
- Droplet : melaui percikan air liur, virus bisa bertahan di permukaan setelah keluar dari inangnya selama 9 hari pada suhu di bawah 40C
- Kontak : menyentuh area (daerah panemi, RS yang merawat orang terduga covid-19, atau orang terduga terjangkit covid
Patofisiologi
Tanda dan gejala covid-19 menurut WHO :
- Demam
- Batuk
- Sesak napas
- Kesulitan bernafas
- Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. [3]
Epidemiologi
Orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti asma, diabetes, dan penyakit jantung, bayi, ibu hamil dan pasien dengan imunitas rendah tampaknya lebih rentan untuk menjadi sakit parah dengan virus ini. Gejala demam pun tidak muncul pada kasus ini. Gejala lebih berat akan muncul pada kelompok ini. [4]
Virus corona atau COVID-19 mencapai 90.933 kasus secara global pada Selasa (3/3/2020) pukul 10.43 WIB, menurut data Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE. Jumlah korban meninggal akibat virus corona sebanyak 3.117 dan yang berhasil pulih sebanyak 47.995 orang. Dari data ini dapat di hitung angka kematian dan kesembuhan covid-19 adalah sebagai berikut :
- Angka kematian akibat covid-19 : 3.4%
- Angka kesembuhan covid-19 : 52.8%

RTL (Rencana Tindak Lanjut)
1. Pembentukan TIM penanganan pandemi covid-19
- Penasehat : dr Aditarini, SpMk
- Penanggung jawab : dr oka Dharmawan, MARS
- Ketua : dr Oka Jaya Wardana
- Sekertaris 1 : Ni Kadek Suciani
- Sekertaris 2 : Luh Putu Yuniartini
2. Memo/informasi keluar RS terkait covid-19 dilakukan 1 pintu oleh Direkrut RS
3. Di IGD, poli umum, poli spesialis penambahan pertanyaan dan penggunaan form screening



4. Penerapan kewaspadaan standar dalam setiap pelayanan :
- Hand Hygiene : lalukan kebersihan tangan sesuai dengan standar WHO dengan 6 langkah dan 5 moment dengan menggunakan hands rub dan juga air mengalir.
- APD : Pengaturan penggunaan APD dilaksanakan sebagi berikut
- Masker : Dengan keterbatasan masker maka penggunaan masker di RS di atur sebagai berikut
- Di utamakan untuk staf front line (IGD, Poli umum dan poli spesialis)
- Masker N95 digunakan oleh staf di front line ketika pasien telah ditegakkan susp covid-19 saat pemberian pelayanan di ruang Iso IGD dan saat rujuk ke RS rujukan
- Untuk staf diluar staf di atas pnggunaan masker hanya untuk staf yang kondisi sakit, staf yang imunitas rendah (ibu hamil, geriatri (umur: >60 thn) dan melayani pasien yang menderita penyakit airborne
- Untuk staf yang tidak kontak langsung dengan pasien dapat menggunakan masker kain yang disiapkan oleh rumah sakit. (alur pengamprahan dan pencucian terlampir)
- Sarung tangan : Penggunaan sarung tangan saat berisiko terjadinya kontak dengan area yang terkontaminasi dan cairan tubuh orang terduga
- Apront/gaun + Visor + Sepatu Boot :Diguanaan sesuai indikasi dan merujuk pasien dengan suspect covid-19 (Pembersihan sepatu boot dilakukan di RS rujukan)
- Masker : Dengan keterbatasan masker maka penggunaan masker di RS di atur sebagai berikut
- Kebersihan lingkungan
- Kebersihan lingkungan RS menjadi tanggung jawab seluruh staf di RS. Setiap staf bertanggungg jawab terhadap kebersihan area kerjanya dan lingkungan sekitarnya untuk mengurangi jumlah kolonisasi mikroorganisme di lingkungan
- Setiap staf wajib melaksanakan pembersihan area lingkungan kerjanya setiap 1 shif jaga
- Pembersihan dengan menggunakan larutan cloryn 0,1 % yang di koordinir oleh tim PPI
- Penanganan Limbah/ sampah
- Untuk limbah yang terkontaminasi oleh cairan tubuh pasien terduga civid-19 diperlakukan sebagai limbah infeksius
- Linen
- Linen yang terkontaminasi oleh pasien dengan diduga covid maka linen diperlkukan sebagai linen infeksius. Linen dimasukkan ke dalam kantong plastik kuning dan dilaundry di cuci sebagai linen infeksius
5. Penanganan Alat medis.
Untuk alat-alat medis bekas pakai, dilakukan dekontaminasi sesuai jenis alat medisnya :
- Non kritikal : alat yang bersentuhan dengan kulit tanpa menyentuh mukosa dan jaringan seperti : STETOSKOP, TERMOMETER, TENSIMETER dilakukan dekontaminasi dengan alkohol 70%
- Semi kritikal: alat yang bersentuhan dengan mukosa tubuh (mukosa hidung, telinga, alat kelamin, anus, mata, mulut) seperti : OTOSCOPE, TONGUE SPATEL, OPA dilakukan dekontaminasi dengan DTT ke CSSD RS
- Kritikal : alat yang masuk ke dalam jaringan tubuh/ bersentuhan dengan darah dan cairan tubuh pasien (set rawa luka,dll) dilakukan sterilisasi ke CSSD
6. Penempatan pasien.
Penempatan pasien susp covid-19 di IGD wajib masuk ke R. ISO IGD. Jika terdapat kasus susp covid-19 lebih dari 1 maka dilakukan kohorting penempatan pasien di r. ponek IGD dengan catatan AC dimatikan. Jika ruang ISO terdapat pasien susp TB, dan ariborne lain, maka kasus pasien yang di Isolasi segera dipindahkan ke ruang ranap atau di pindahkan ke ruang ponek IGD.
7. Etika batuk
Dilakukan oleh setiap staf yang menderita gangguan pernapasan atas dan wajib di KIE ke semua pasien, keluarga pasien dan pengunjung. (di dokumentasikan dalam form KIE terintegrasi). Bagi staf yang dalam kondisi sakit (pernapasan) wajib menggunakan masker.
8. Kesehatan karyawan
- Setiap staf wajib selalu menjaga kesehatan dengan makan makanan sehat, istirahat yang cukup, lakukan olahraga dan praktikkan 5 moment HH saat bekerja di RS
- Terapkan selau pola hidup bersih dan sehat
- Dalam upaya meningkatkan daya tahan tubuh, staf di himbau untuk rajin mengkonsumsi suplemen dari bahan alami seperti: jahe, kunyit dan temulawak
Referensi
- https://www.journalofhospitalinfection.com/article/S0195-6701(20)30046-3/fulltext
- https://www.ayobandung.com/read/2020/02/05/78518/virus-corona-bisa-hidup-selama-5-hari-di-lingkungan-seperti-ini
- https://www.who.int/health-topics/coronavirus
- https://www.cdc.gov/
By Tim Penanganan Pandemi covid-19 RS BaliMed
Info terbaru akan di update di edisi 2 tergantung dari update dari kemenkes, CDC dan WHO